Nama : Faradhila Septiana
SMP Dharma Karya UT
Jln. Talas II/30 Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Selatan
Kelas : 7(tujuh )
Usia : 12 tahun

Jalan-jalan Mengelilingi Hutan

           Pada suatu  hari  Ifan pergi ke  hutan yang  sangat luas,  hutan itu terlihat indah karena dedaunan yang sangat subur dan tampak sangat istimewa. Hutan itu banyak tumbuhan yang berwarna-warni Ifan sangat senang melihat tumbuhan yang berada di hutan ini.  Ifan ingin memelihara hutan ini sampai lama nanti, bumi terlihat indah karena dedaunan yang hijau dan tumbuh subur. Ifan berfikir karena ulah manusia bumi menjadi hancur,  hutan yang hijau, indah ,dan istimewa menjadi tempat terindah dalam hidupnya. Ifan ingin merawat bumi agar tidak hancur karena ulah manusia.  Saat Ifan berjalan ke dalam hutan ada seorang kakek tua yang berada di sebuah gubuk yang sederhana. 
      “Siapa kakek sebenarnya, dan mengapa kakek berada didalam hutan ini?” tanya Ifan 
       “Saya kakek Abdul, saya memang tinggal di sini.” jawab kakek
       “Boleh saya menjelajahi  hutan ini,” tanya lagi 
        “Baik tapi kamu harus berhati-hati karena hutan ini sangat luas, atau mau kakek  antarkan?” sahut kakek 
       “Baik Kek, boleh-boleh saja!!” sahut Ifan. Sudah di tengah jalan (Ucap Ifan dalam hati sambil jalan) hutan ini sangat indah sekali, saat di depan hutan tadi pohon tidak ada yang ditebang, tetapi mengapa  di tengah-tengah hutan ini banyak pohon yang ditebang dengan sembarangan tetapi mengapa orang-orang yang tahu hutan ini harus menebang pohon sembarangan. Saat  jalan berapa jam Ifan berhenti di pohon yang subur.  Ifan menatap pohon-pohon yang berada  di hutan sekaligus mengatakan, “Indah poho-pohon yang ada di hutan ini.”  Ifan menyabut singkong dan ubi untuk dibakar lalu dimakan  bersama kakek  Abdul saat singkong dan ubi dibakar kakek Abdul bicara.
          “Kenapa kamu pergi ke hutan ini?” tanya si kakek Abdul 
          “Ifan ingin melihat pohon-pohon yang berdaunan hijau?” jawab Ifan 
         “Memangnya di rumahmu tidak ada pohon-pohon yang hijau?” tanya si kakek
         “Ada dong,  Kek tapi tidak seindah di hutan ini!!..” sahut Ifan
         “Memang di hutan ini sangat indah tetapi selalu ada orang yang menebangkan pohon-pohon di hutan ini dengan mengumpat-ngumpat karena takut dilaporkan ke warga.” Ucap kakek
          “kenapa tidak kakek laporkan ke warga sini?” tanya Ifan 
           “Kakek mau menyelidiki lebih jauh dulu agar warga percaya.” Sahutnya
           “Oh.ya sudahlah, Kek singkong dan ubinya sudah matang belum itu, Kek?” tanya Ifan 
           “Sudah tuh…Ya sudah kita makan dulu.” Sahut kakek  sambil mengambil singkong dan ubi. Ifan dan kakek memakan tumbuhan alami itu, sesudah habis makan itu Ifan dan kakek Abdul jalan ke gubuk tepat tinggal kakek Abul  karena sudah larut malam, dan besok melanjuti perjalanannya lagi. Saat matahari sesudah terbit, Ifan dan kakek Abdul melanjutkan perjalanannya dan menjelajahi hutan lebih teliti karena ingin tahu siapa yang menebang pohon-pohon di hutan ini. Sesudah berjalan jauh ada orang yang lagi atau sedang menebang pohon di hutan ini. Sesudah menyelidiki Ifan bertemu dengan seorang anak kecil yang bernama Andri, Ifan bertanya kepada Andri.
            “Apa kamu juga menyayangi bumi?” Tanya Ifan 
            “Iya saya sayang sekali dengan bum i.” jawab Andri 
           “Oh….ya sudah  kita jelajahi hutan ini bersama…. Apa kamu sendirian ke hutan ini?” Ifan mengajak Andri  jelajahi  hutan ini 
            “Yuk…. Iya,” jawabnya.  Mereka berjalan bersama terdengar suara air yang deras dari sebelah barat.  Mereka manuju suara air yang deras itu ternyata airnya  jernih.  Mereka mencari ikan di sungai itu untuk lauk makan siang. Ikan itu dibakarnya dan dilahapnya. Acara selanjutnya mereka menanam pohon, dan berjanji akan kembali setelah pohon itu tumbuh. Ifan membayangkan suatu hari nanti pohon itu akan menaungi ala mini, sehingga menjadi hutan lebat. Ifan menceritakan penjelajahannya kepada orang tuanya. 
            “Dengan siapa kamu menjelajahi hutan itu ?” Ibu Ifan bertanya 
             “Sendiri, tetapi saya bertemu dengan kakek tua dan anak seumuran saya tapi dia lebih muda dari saya, kakek tua itu bernama Abdul dan anak itu bernama Andri. “jawab Ifan 
              “Oh… ya sudah, melihat tumbuhan apa saja kamu di hutan sana?” Tanya Ibu 
            “Banyak dong Bu, beberapa bulan lagi saya akan balik ke hutan itu, bolehkan,  Bu?” jawab dan Ifan bertanya
           “Iya baik tapi hati-hati kamu!..” jawab ibu 
           “Oke,  Bu.”  jawab Ifan. Sesudah bercerita Ifan melihat kameranya yang terdapat foto tumbuhan di hutan itu dan ia masih membayangkan tumbuhan-tumbuhan yang besar, indah, istimewa, dan menakjubkan. Pada hari libur  ifan pergi ke kebun yang menjual tumbuhan hijau dan ia membelinya untuk barang koleksi karena Ifan menyayangi bumi.Ifan tidak ingin bumi ini menjadi hancur karena ulah manusia, Ifan ingin melakukan reboisasi di hutan-hutan yang gundul Indonesia.Saya ingin hutan-hutan di Indinesia menjadi hijau semua dan bumi ini tidak akan terkena bencana-bencana yang telah terjadi selama di Indonesia ini setelah keesokan hari Ifan kembali ke hutan itu lagi untuk melihat pohon yang ia tanam dan sekaligus melihat suasana di hutan itu, saat di tengah jalan Ifan melihat orang yang menebang pohon secara liar lalu Ifan menyusulinya dan menegur orang yang menebang pohon.
          
         “Siapa kau? Seenaknya menebang pohon sembarangan.” Tanya Ifan kesal 
         “Saya penjual kayu-kayu yang baru ditebang, biarkan saja saya senang kayu-kayu yang ada di hutan ini karena bagus .” jawab si penebang kayu dengan muka biasa saja, tanpa rasa bersalah 

         “Seharusnya kau memilih pohonnya terlebih dahulu jangan asal tebang saja nanti hutan ini akan gundul kalau kau menebang sembarangan, memang pohon di hutan ini bagus tapi kau harus memikirkan bumi ini ke depannya nanti akan menjadi apa kalau gundul. “beritahu Ifan oleh emosi (muka memerah)
            “Siapa kau, mengatur –ngatur saya, biarkan saja yang penting saya menjadi orang yang sukses, hahahaha. “jawab si penebang kayu dengan tidak memikirkan bumi dan seperti orang yang tidak punya salah 
          “Saya bukan mengatur kau tetapi saya hanya mengingatkan, agar bumi ini tidak hancur karena  penebangan pohon secara liar, asal kau tau penebangan pohon tuh bukan hal yang sepele untuk menjaga bumi. “beritahu Ifan dengan sensitif.
              “Sudah kau jangan berbicara lagi, gara-gara kau pekerjaan saya tidak selesai – selasai .” jawab penebang kayu, lalu Ifan meninggalkan si penebang kayu itu, sesudah Ifan berjalan jauh, Ifan memikirkan orang  yang menebang kayu tadi karena orang itu sangat aneh menurut Ifan, setelah Ifan berfikir panjang. Ifan mempunyai ide untuk membuka akal si penebang kayu, Ifan berusaha untuk keluar dari hutan lalu mengatakan ke warga di sekitar situ dan akhirnya warga dan Ifan ke dalam hutan untuk melihat dan menegurnya lagi lalu Ifan memberitahukan ke penebang itu. 
              “Apa kau sekarang sudah memikirkan bumi ke depannya nanti ? “ Tanya Ifan tanpa kata kesal 
             “Ya, saya baru sadar kalau pohon itu berguna untuk manusia yang hidup di bumi agar bumi tidak hancur.” Jawab si penebang kayu dengan kata – kata sadar 
             “Ya, baguslah kalau kau sadar, kalau pohon itu penting.” Sahut Ifan sambil memandang pohon-pohon yang ada di hutan.Penebang pohon pun sadar bahwa tumbuhan tuh untuk hidup kita juga karena kalau tumbuhan berkurang oksigen pun berkurang jadi penebang  pohon janji tidak akan menebang pohon sembarangan lagi.